Headlines News :
Home » » Perang cyber antara Indonesia lawan Australia

Perang cyber antara Indonesia lawan Australia

Written By Unknown on Tuesday 12 November 2013 | 06:44

Perang cyber antara Indonesia lawan Australia makin memanas. Kedua pihak saling berusaha menjatuhkan lawan dengan melumpuhkan situs-situs penting di negara tersebut.
Dalam dunia hacking, bila mampu menerobos situs penting negara yang bersangkutan meski cuma sebentar merupakan kemenangan besar dan sebaliknya, berarti jatuh harga diri negara yang situsnya diretas.

 Seperti halnya Australia, kejatuhan dua situs intelijen miliknya, yaitu http://asio.gov.au dan http://asis.gov.au merupakan pukulan besar. Meski kemudian hacker Australia melakukan serangan balasan ke situs Kemenkumham RI, namun balasan tersebut kurang setimpal dibandingkan dengan situs intelijen.

Namun demikian, serangan hacker Indonesia itu juga membuat khawatir sejumlah situs pemerintah di Tanah Air karena sebagian besar di antaranya kurang memperhatikan faktor keamanan.
Dari pemantauan, situs PLN dan KPK diketahui tengah diserang hacker Australia. Bahkan, situs KPK sempat sekarat dan PLN sempat mati total atau 404 Not Found berdasarkan statusnya di
Perang cyber antara Indonesia lawan Australia makin memanas. Kedua pihak saling berusaha menjatuhkan lawan dengan melumpuhkan situs-situs penting di negara tersebut.
Dalam dunia hacking, bila mampu menerobos situs penting negara yang bersangkutan meski cuma sebentar merupakan kemenangan besar dan sebaliknya, berarti jatuh harga diri negara yang situsnya diretas.
Seperti halnya Australia, kejatuhan dua situs intelijen miliknya, yaitu http://asio.gov.au dan http://asis.gov.au merupakan pukulan besar. Meski kemudian hacker Australia melakukan serangan balasan ke situs Kemenkumham RI, namun balasan tersebut kurang setimpal dibandingkan dengan situs intelijen.
Namun demikian, serangan hacker Indonesia itu juga membuat khawatir sejumlah situs pemerintah di Tanah Air karena sebagian besar di antaranya kurang memperhatikan faktor keamanan.
Dari pemantauan, situs PLN dan KPK diketahui tengah diserang hacker Australia. Bahkan, situs KPK sempat sekarat dan PLN sempat mati total atau 404 Not Found berdasarkan statusnya di www.status.ws.

Belum terkonfirmasi apakah situs PLN diserang hacker Australia atau bukan, namun bila melihat kondisi yang ada, maka besar kemungkinan hacker dari Australia yang mencoba menyatroni situs penting Indonesia tersebut.

Meski saat ini kedua situs tersebut masih bisa dibuka, namun biasanya, serangan memang tidak secara serta merta melumpuhkan sebuah situs melainkan bertahap.
Pengamat internet Sylvia W. Sumarlin mengatakan pengertian cyber war sebenarnya adalah merupakan keputusan politik suatu negara, dalam hal ini diputuskan oleh Presiden.
"Sedangkan cyberwar yang sekarang terjadi dan kita alami adalah Cyber-retaliation/cyber-attack yang dilakukan oleh para spesialis atau yang menamakan dirinya pejuang-pejuang cyber dalam melakukan serangan ketahanan jaringan," katanya.

Saat ini, tambahnya, gerakan-gerkan seperti ini memang spontanitas dari komunitas yang merasa negara ini masih belum memiliki organisasi yang resmi tentang Pertahanan dan Ketahanan Cyber.
"Insiden ini merupakan eye-opener bagi pemangku kebijakan untuk segera membentuk unit dan aturannya," tegasnya
Belum terkonfirmasi apakah situs PLN diserang hacker Australia atau bukan, namun bila melihat kondisi yang ada, maka besar kemungkinan hacker dari Australia yang mencoba menyatroni situs penting Indonesia tersebut.

Meski saat ini kedua situs tersebut masih bisa dibuka, namun biasanya, serangan memang tidak secara serta merta melumpuhkan sebuah situs melainkan bertahap. Pengamat internet Sylvia W. Sumarlin mengatakan pengertian cyber war sebenarnya adalah merupakan keputusan politik suatu negara, dalam hal ini diputuskan oleh Presiden.

"Sedangkan cyberwar yang sekarang terjadi dan kita alami adalah Cyber-retaliation/cyber-attack yang dilakukan oleh para spesialis atau yang menamakan dirinya pejuang-pejuang cyber dalam melakukan serangan ketahanan jaringan," katanya.

Saat ini, tambahnya, gerakan-gerkan seperti ini memang spontanitas dari komunitas yang merasa negara ini masih belum memiliki organisasi yang resmi tentang Pertahanan dan Ketahanan Cyber.
"Insiden ini merupakan eye-opener bagi pemangku kebijakan untuk segera membentuk unit dan aturannya,"
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Nuansa Nusantara - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger